Ketua DPRD Sulbar : Baliho Penolakan Anies Bertebaran itu Merusak Nama Baik Masyarakat Mamuju

Baliho penolakan kedatangan Anies Baswedan di Sulbar bertebaran di Kota Mamuju, Jumat (27/Januari/2023).

Penolakan itu ditengarai pasca makin naiknya nama Anies sebagai bakal calon presiden pada pemilihan presiden tahun 2024. Pada baliho tersebut tertulis penolakan mengatasnamakan warga Mamuju.

“Warga Mamuju tidak butuh Anies Baswedan yang suka memecah belah masyarakat,” demikian dalam baliho tersebut yang turut dipasangi foto mantan Gubernur DKI dengan coretan silang merah.

Hal tersebut ditanggapi Ketua DPRD Sulbar H Suraidah Suhardi.

Menurut politisi Demokrat itu, tindakan tersebut merusak tatanan sosial dan politik, sehingga tak boleh dibiarkan.

“Kita boleh tidak setuju pada partai maupun figur dan pandangan tertentu. Tapi jangan dengan pola yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Sebab ini merusak tatanan sosial dan politik kita. Apalagi kita memasuki tahun politik. Kita jangan turut menciderai diri dengan cara pandang yang tidak sehat,” kata Suraidah.

Selain itu kata dia, juga merusak nama baik eksistensi masyarakat Mamuju.Sebab baginya masyarakat Mamuju senantiasa menghormati tetamu yang akan hadir di Mamuju.

“Terlepas dari diri saya yang juga kader partai, tentu sebagai warga Mamuju bertanya tanya. Warga mana yang mereka wakili,” katanya.

Doktor komunikasi UIN Alauddin Makassar ini menilai, hal ini sangat merusak basis kehormatan komunal Mamuju.

Sebab, narasi yang dibangun, kesannya warga Mamuju ikut ikutan dalam membangun narasi kebencian pada orang-orang tertentu.

“Tentu ini di luar dari watak asli orang Mamuju yang senantiasa menghargai siapa pun yang akan datang ke sini (Mamuju),” ucapnya.

Olehnya kata dia, dalam suasana seperti ini warga Mamuju mesti solid. Jangan mudah terprovokasi dengan isu yang tak jelas arahnya.

“Semua pihak mesti mengambil peran menjaga tatanan sosial dan budaya apalagi memasuki tahun politik. Bukan hanya pada politisi yang mesti menahan diri, tetapi juga para stakeholder untuk tetap mengingatkan semua pihak agar menyadari bahwa ada ancaman kohesi jika kita tidak saling menjaga dan bergandengan tangan,” pungkasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan