Dzikir dan Doa di Hari Bhayangkara: 79 Tahun Pengabdian, Polda Sulbar Perkuat Spirit Profesionalisme dan Kedekatan dengan Masyarakat

Dzikir dan Doa di Hari Bhayangkara: 79 Tahun Pengabdian, Polda Sulbar Perkuat Spirit Profesionalisme dan Kedekatan dengan Masyarakat
Personel Polda Sulbar

PELADEN INDONESIA –Langit Kamis  26 Juni di di Masjid Jabal Rahmah, suasana khidmat perlahan menyelimuti seluruh ruangan. Lantunan dzikir menggema, menandai dimulainya momen sakral dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79.

Dzikir dan doa bersama ini menjadi simbol perjalanan panjang Polri—khususnya Polda Sulbar—dalam menapaki 79 tahun pengabdian kepada negeri.

Kapolda Sulbar Irjen Pol Adang Ginanjar, didampingi Wakapolda, para pejabat utama, serta seluruh personel Polda Sulbar. Semuanya larut dalam satu harapan: agar Polri menjadi lebih profesional dan semakin dicintai masyarakat.

Irjen Pol Adang Ginanjar menegaskan pentingnya kekuatan spiritual dalam menjalankan tugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

Menurutnya, tujuh puluh sembilan tahun bukanlah perjalanan singkat. Di balik seragam yang dikenakan, ada sejarah panjang penuh tantangan, perubahan zaman, hingga tuntutan publik yang terus berkembang. Namun, satu hal tetap menjadi kompas: semangat mengabdi untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

“Sebagai aparat penegak hukum, kita membutuhkan bukan hanya kekuatan fisik dan intelektual, tetapi juga kekuatan spiritual. Dzikir dan doa ini adalah upaya kita untuk menjernihkan hati, menguatkan niat, agar setiap langkah kita dilandasi oleh kejujuran dan keadilan,” ujar Irjen Pol Adang Ginanjar.

Kapolda juga mengajak seluruh personel untuk memaknai momen ini sebagai titik tolak pembenahan diri agar menjadi polisi beraklak mulia, meningkatkan profesionalisme, membangun kepercayaan publik, serta menjaga marwah institusi.

Dengan dzikir dan doa yang tulus, Polda Sulbar berharap mampu terus menjaga keamanan, membangun kepercayaan, dan menjadikan Sulawesi Barat sebagai wilayah yang aman, damai, dan sejahtera.(am))

You might also like
Pernah Jadi Warga Transmigran di Mamuju, Wamen Ni Luh Puspa Kenang Masa Kecil di Tommo

Pernah Jadi Warga Transmigran di Mamuju, Wamen Ni Luh Puspa Kenang Masa Kecil di Tommo

Umpan Dilempar Silaturahmi Mengakar, Kasus pun Tenggelam di Dasar Waktu

Umpan Dilempar Silaturahmi Mengakar, Kasus pun Tenggelam di Dasar Waktu

Buku ‘SDK Mendayung dari Hulu’ tentang Anak Petani Jadi Gubernur 

Buku ‘SDK Mendayung dari Hulu’ tentang Anak Petani Jadi Gubernur