MAKASSAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengikuti kegiatan ICOGEST 2024 Workshop Natural Hazard Mitigation di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Acara ini mulai diselenggarakan tanggal 05 hingga 08 November 2024.
Pada kesempatan ini, BPBD Sulbar diwakili oleh Rendra Arifin, Penelaah Teknis Kebijakan sekaligus salah satu mahasiswa Magister Manajemen Bencana (MMB) kerja sama Unhas dan Pemprov Sulbar.
Acara ini dilaksanakan dalam dua sesi utama, menghadirkan para pakar internasional di bidang mitigasi bencana. Sesi pertama, bertajuk “Seismic Hazard”, dibawakan oleh Prof. Wahyu Triyoso dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam sesi ini, Prof. Wahyu mengupas tuntas mengenai risiko gempa bumi di Indonesia, serta strategi mitigasi yang relevan bagi wilayah yang rawan gempa. Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat membantu peserta memahami ancaman gempa bumi di tingkat lokal, khususnya di wilayah Sulbar yang rentan terhadap gempa.
Sesi kedua membahas tentang “Sar Data Aplication for Flod and Land Subsidence Disaster Monitorng”, yang disampaikan oleh Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Chiba University Japan, Ia sangat dikenal dengan nama Prof. Jos yang saat ini menjabat Full Professor (permanent staff) di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang dan sebagai profesor/dosen tamu di berbagai universitas, adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit, penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak, dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi.
Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt. Kalaksa) BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, mengatakan penyelenggaraan Workshop Natural Hazard Mitigation tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mitigasi bencana alam.
“Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kesiapan dan ketahanan bencana,” kata Yasir Fattah .
Menurut Yasir Fattah, pelatihan yang diberikan oleh para ahli dalam workshop tersebut akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman teknis dan kemampuan analisis risiko bencana yang diperlukan untuk pengambilan kebijakan yang lebih efektif.
Ia menambahkan, BPBD Sulbar mendukung penuh kegiatan-kegiatan serupa di masa depan, terutama yang melibatkan kolaborasi dengan lembaga akademis dan pakar internasional, karena kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat nyata bagi pengembangan kapasitas kebencanaan di Sulbar. (*)