Hari Penglihatan Sedunia, Tim PKRS RSUD Sulbar Laksanakan Penyuluhan Deteksi Dini Gangguan pada Mata

MAMUJU –Pada peringatan Hari Penglihatan Sedunia, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengadakan kegiatan penyuluhan bagi pengunjung rumah sakit tentang Deteksi Dini Gangguan pada Mata, Rabu 09 Oktober 2024. Kegiatan ini menghadirkan dokter spesialis mata dr. Sarkiah Huseng sebagi narasumber.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini gangguan pada mata, Penyuluhan ini memberikan informasi seputar Deteksi Dini Gangguan pada Mata serta pentingnya pemeriksaan mata secara rutin.

Direktur RSUD Sulbar, dr. Marintani Erna Dochri menekankan pentingnya penyuluhan dan deteksi dini gangguan pada mata sebagai upaya pencegahan kebutaan dan penurunan kualitas hidup masyarakat.

Menurut Marintani banyak gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau diobati apabila dideteksi sejak dini.

“Melalui penyuluhan ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata. Hal ini menindaklanjuti arahan Bapak Pj. Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin,” kata Marintani.

“Deteksi dini sangat penting karena banyak masalah mata yang seringkali tidak disadari hingga mencapai tahap lanjut, seperti katarak dan glaukoma. Dengan edukasi yang tepat, kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mata mereka dan rutin melakukan pemeriksaan mata,” lanjutnya.

Sementara, dr. Sarkiah Huseng menjelaskan, penglihatan merupakan fungsi yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.

Sarkiah menekankan pentingnya deteksi dini gangguan penglihatan. Umumnya orang melakukan tes atau pemeriksaan mata hanya jika ada keluhan padahal juga perlu sebelum timbul keluhan untuk mencegah munculnya gangguan yang lebih berat.

Dia menyampaikan, Indonesia termasuk dalam negara dengan prevalensi kebutuhan yang tinggi ( < 1 % secara global ). Katarak : 0,78 % , Glaukoma : 0, 20 %, Gangguan Refraksi : 0,14 %, Gangguan Retina 0,13 %, Gangguan pada Kornea : 0, 10% dan lain -lain : 0,15 %.

Pemeriksaan rutin merupakan sebuah bentuk dari deteksi dini gangguan penglihatan atau mata terutama yang beresiko, pasien atau dengan keluarga riwayat penyakit sistemik ( diabetes/ kencing manis atau darah tinggi ), genetik, anak lahir premature dan lain – lain.

“Dengan upaya ini dapat mengurangi resiko kerusakan mata akibat penyakit yang belum terditeksi,” ujarnya.

Katarak : pandangan menjadi kabur perlahan – lahan, awalnya seperti tertutup asap /awan.

Gangguan Refraksi : Mata dipicingkan, kepala dimiringkan, Melihat/membaca dalam jarak dekat, pandangan kabur saat melihat jauh.

Matah Merah: Kotoran mata berlebih, Air mata berlebih, Terasa lengket, Terasa mengganjal/ berpasir , Gatal, dapat disertai dengan penglihatan kabur.

Penyakit lainya : Nyeri pada mata, sekitar mata, Bengkak atau muncul benjolan, pandangan kabur mendadak dan trauma pada mata.(am)